THE JACATRA SECRET Novel Yang Menguak Jejak Freemason Di Indonesia

Diposting oleh Rizal on Minggu, 29 Januari 2012

The Jacatra Secret

 THE JACATRA SECRET, sebuah novel komplit dengan gambar dan bukti-bukti yang berkisah tentang petualangan pakar bahasa simbol asal Universitas George Washington, Doktor John Grant yang diminta memecahkan sejumlah kejanggalan yang ditemukan polisi di dekat jasad Profesor Sudradjat Djoyonegoro.
Pejabat teras Bappenas tersebut ditemukan tewas dengan luka tembak tepat di depan pintu gerbang Museum Sejarah Jakarta.
Bersama seorang gadis cantik berdarah campuran Prancis-Indonesia, Angelina Dimitreia yang tengah melakukan penelitian di Mabes Polri, Doktor Grant menemukan jika sejumlah kejanggalan tersebut diyakini merupakan pesan-pesan tersembunyi dari sang korban sesaat sebelum kematiannya yang ditujukan bagi mereka berdua untuk menemukan pembunuhnya.
Hanya berselang beberapa jam dari kematian sang profesor, asisten senior ekonom Neolib tersebut dan penjaga Museum Prasasti Jakarta juga ditemukan tewas dengan luka tembak yang sama di dua tempat yang berbeda. Hasil awal uji forensik Polri menyatakan jika senjata pembunuhnya identik dengan senjata yang merenggut nyawa sang profesor.
Masonic Ambassador Medal
Motif kunci pembunuhan ternyata datang sendiri ke hadapan Doktor Grant. Sally Kostova, kekasih gelap sang profesor, menemukan medalion Masonik di dalam tasnya.
Doktor Grant yakin jika medalion itulah yang sedang dicari sang pembunuh. Akhirnya sang simbolog membawa mereka semua berlindung di dalam kompleks militer Halim Perdana Kusumah dan menemui sahabatnya, Kasturi seorang veteran korps elit angkatan udara Kopasgat.
Dibayangi incaran sang pembunuh dan kecurigaan perwira polisi yang mengepalai tim buru sergap, Doktor Grant bersama rekan-rekannya berusaha menyibak tabir pembunuhan tersebut dan menemukan berbagai rahasia kota Jakarta yang selama ini terpendam dari kesadaran banyak orang. Benar-benar bukan sekedar rahasia biasa.
Walau berbentuk fiksi, namun novel ini mampu menyodorkan sejumlah fakta sejarah yang tak terbantahkan keotentikannya.
Jika Batavia, yang kemudian berubah nama menjadi Jakarta merupakan sebuah kota Masonik, dibangun VOC sebagai loji terbesar Freemasonry lengkap dengan simbol-simbol iblis di dalam tata ruang kotanya.
Serta sejumlah bangunan penting lainnya yang terdapat di dalamnya. Seperti kata pepatah, jika sebuah novel kadangkala sering lebih jujur bertutur tentang sejarah ketimbang buku-buku teks pelajaran di sekolah-sekolah resmi.
Ditulis dalam bahasa ringan dan mengalir, novel thriller dengan tempo amat cepat ini mampu menyuguhkan kejutan-kejutan yang akan mengubah paradigma para pembaca selama ini tentang sejarah bangsa, khususnya sejarah terbentuknya ibukota Jakarta.
Semuanya dibingkai dengan sangat apik oleh penulis serta dipertegas lagi dengan sejumlah foto otentik yang menyulitkan bagi siapa saja yang ingin membantahnya.
Inilah novel sejarah dengan hasil kerja riset yang keras dan berani. The Da Vinci Code-nya Indonesia. Selamat menikmati sajian sejarah dari kota kita semua, The Jacatra Secret !
***

Fakta Kata Pengantar ( hal 8 )

Jakarta dulu bernama Batavia. Kota ini dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok Luciferian ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam, dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Vatikan pada tahun 1738 dan 1751 menyatakan Freemasonry tidak bertuhan. Tahun 1962 Presiden Soekarno membubarkannya.
Namun pada tahun 2000, Gus Dur menerbitkan Keppres No.69/2000 yang melegalkan kembali Freemasonry di Indonesia. Menurut catatan Dr. Th. Steven dalam “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962″, sejumlah tokoh Indonesia menjadi anggota persaudaraan ini.
Mereka antara lain Pelukis Raden Saleh,  R.A. Kartini, ketua Boedhi Oetomo Raden Adipati Tirto Koesoemo, dan juga Kapolri pertama, Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Raden Adjeng Kartini
Sekarang, persaudaraan ini masih eksis sebagai motor utama kaum Imperialis-Globalis. Di awal Orde Baru, Mafia Berkeley merupakan salah satu pelayan mereka, dan kini mereka dikenal dengan nama kelompok Libertarian.
Mereka berdua pun akhirnya terlibat dalam pembicaraan santai. Dalam pertemuan pertama yang singkat tersebut Grant mengetahui jika Angelina Dimitrea berdarah campuran Perancis-Indonesia.
***

Beberapa “Penggalan” Isi Novel

…”Papaku asli Indonesia dari suku Minangkabau, Kanagarian Silungkang, namun sudah lama menetap di Paris sejak tidak bisa kembali ke negeri ini ketika Soekarno ditumbangkan…”
“Seorang eksil?”
Angelina menganggukkan kepalanya.
“Ya, demikian sebutannya. Papa sering bercerita soal itu. Dulu menjelang tahun 1960-an, Presiden pertama negeri ini, Soekarno, mengirim ribuan pemudanya ke negara-negara maju untuk bersekolah. Soekarno ingin, setelah lulus nanti, para pemuda Indonesia ini bisa memelopori pembangunan di negerinya sendiri, mengeksploitasi kekayaan alam Nusantara yang luar biasa banyaknya demi mensejahterakan rakyatnya, jadi tidak tergantung pada negara-negara asing.
Papaku termasuk salah satu dari ribuan pemuda tersebut dan mendapat jatah dikirim ke Jerman. Namun prahara politik di tahun 1965, yang menyebabkan Soekarno jatuh, membuat papaku dan teman-temannya terkatung-katung di Eropa dan juga di berbagai belahan dunia lainnya. Penguasa yang baru, Jenderal Soeharto menyuruh mereka pulang ke tanah air.
Tapi ketika beberapa pemuda itu pulang, mereka langsung dipenjarakan tanpa melewati proses pengadilan. Semua Soekarnois saat itu adalah kriminal. Sebab itu, para pemuda Indonesia itu akhirnya tidak mau kembali ke Indonesia. Paspor mereka pun dicabut rezim diktator Suharto. Sejak itulah mereka menjadi warga dunia. Dari Jerman, papaku sempat hidup di Amsterdam sebentar, namun kemudian hijrah ke Paris.” (Novel The Jacatra Secret, hal 44)
*
…”Sejarah!” jawab Angelina mantap. Sinar di matanya tambah bercahaya. Grant melihat binar-binar gairah yang besar pada gadis itu.
“Maksudmu?”
“Ya, sejarah yang kita kenal selama ini ternyata selalu saja menyimpan sisi gelap. Di dalam komunitas ini saya menemukan jawaban-jawaban atas ribuan pertanyaan saya terhadap sejarah. Di sini saya menemukan sejarah yang jujur bertutur tentang dirinya, bukan sejarah yang sudah dimanipulasi oleh kepentingan segelintir penguasa seperti yang banyak kita baca di mana-mana.”
“Misalkan?”
“Anda pasti tahu tentang sepak terjang Adolf Hitler dengan Nazi-nya, John. Dalam ruang kuliah kita dicekoki pandangan satu arah jika Hitler telah menggerakkan mesin raksasa untuk membunuhi orang-orang Yahudi dan sangat anti dengan segala sesuatu yang berbau Yahudi. Di dalam ruang kuliah kita tidak pernah diberitahu jika sesungguhnya guru politik Adolf Hittler itu ternyata seorang Yahudi juga. (baca : Karl Haushofer, Tokoh Yahudi Dibalik Tragedi Holocaust)
Lawrence de Arabia
Tokoh inilah yang memprovokasi Hitler agar memburu orang-orang Yahudi Eropa, hal ini dilakukan agar orang-orang Yahudi Eropa bersedia meninggalkan Eropa dan pindah ke Tanah Palestina. Awalnya orang-orang Yahudi Eropa enggan memenuhi ajakan Theodore Hertzl, pemimpin organisasi Zionis Internasional, untuk pindah ke Palestina, namun berkat pengejaran Hitler-lah, akhirnya mereka mau dibawa ke Palestina. Ini semua terkait dengan kepentingan Geopolitik satu kekuatan besar di balik ideologi Zionisme.
Dan yang juga sangat menarik, juga terkait dengan gerakan ini, adalah pembentukan Kerajaan Saudi Arabia, yang ternyata juga diarsiteki oleh seorang perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence atau yang kita kenal selama ini dengan sebutan Lawrence of Arabia. Kerajaan Saudi Arabia bisa berdiri setelah melakukan pemberontakan terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani. Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan hancurnya Turki Utsmani juga didalangi oleh Zionis Internasional.
Ini satu fakta sejarah. Fakta yang sesungguhnya. Sebab itu, sampai sekarang para penguasa Saudi Arabia sangat akrab dengan orang-orang Yahudi yang memakai kedok sebagai orang Amerika.
Raja Abdulaziz dan Presiden Franklin D. Rosevelt, 14 Februari 1945, membicarakan hubungan antar kedua negara
Raja Saud bin Abdulaziz, Presiden Dwight D. Eisenhower serta Wakil Presiden Richard Nixon dalam kunjungan ke Washington tahun 1957
Pangeran Faisal bin Abdulaziz dan Presiden John F. Kennedy, Washington 1962
Raja Faisal dan Presiden Richard Nixon, 1971
Pangeran Fahd dan Presiden Jimmy Carter dalam kunjungannya ke Washington, 1977
Presiden Ronald Reagan menerima kunjungan Raja Fahd di Gedung Putih
George H Bush dan Raja Fahd tertawa akrab bersama
George Bush Junior dan Raja Abdullah
George Bush Jr dan Raja Abdullah
Barack Obama dan Raja Abdullah, Riyadh 2009
Barack Obama dan King Abdullah
Di saat semua orang Amerika, termasuk mantan presidennya sekalipun, dilarang terbang di langit Amerika beberapa hari paska tragedi WTC, hanya kerabat raja Saudi yang diperbolehkan terbang di atas langitnya oleh Pentagon dan juga Bush junior. Mereka lebih berpengaruh ketimbang rakyat Amerika sendiri.” (Novel The Jacatra Secret, hal 47-48)
*
(…di tengah perbincangan menguak misteri terbunuhnya Profesor Sudradjat..)
Angelina terperangah hampir tak bisa mempercayainya. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir dan sama sekali tidak menyangka semua itu.
“Kau tidak sedang bercanda kan? Ada yang melebihi kewenangan seorang presiden di negara ini?”
“Maksudmu?”
“Ya, di atas kertas, presiden tetaplah sosok seorang penguasa yang memiliki kewenangan yang luas. Namun di dalam mengambil keputusan dalam ranah kewenangan yang amat luas itu, presiden tetaplah harus mempertimbangkan banyak faktor, terutama ekonomi. Saya yakin di belakang presiden, ada orang-orang tertentu, memiliki jaringan kuat dengan sektor ekonomi dunia, yang sangat berkuasa.
Anda tentu masih ingat, kejatuhan Soekarno menyebabkan jatuhnya negeri ini ke dalam cengkeraman imperialis Barat. Paska Soekarno, ada organisasi tanpa bentuk yang sangat berkuasa dan sangat setia pada majikannya, Amerika Serikat. Mereka mampu menghitam-putihkan perekonomian bangsa ini…”
“Mafia Berkeley?”
John Grant kembali menganggukkan kepalanya.
“Tepat! Mafia Berkeley sangat berkuasa setelah Soekarno jatuh. Dengan Suharto mereka bersimbiosis-mutualisma dengan menjadikan bangsa dan rakyat Indonesia sebagai tumbalnya. Mereka sangat pintar –saya lebih menganggapnya licik– dalam memperalat angka-angka statistik. Masa kekuasaan Suharto adalah masa kejayaannya.
Mafia Berkeley dengan Bappenasnya merupakan gerbang utama masuknya modal asing dan juga utang ke negeri ini. Setelah Suharto tumbang di tahun 1998, mereka bukannya ikut jatuh namun malah kian berkuasa. Setelah Suharto, tidak ada pemimpin di negeri ini yang berkarakter kuat dan berani mengambil sikap.
Organisasi tanpa bentuk bernama Mafia Berkeley sekarang ini tidak lagi terdengar, namun saya amat yakin, eksistensi kelompok tanpa bentuk yang sangat berkuasa seperti mereka itu tetap ada sampai kini. Hanya berbeda dalam nama, namun pada hakekatnya, tujuannya sama saja… Mereka adalah pelayan setia pada kelompok inti imperialis-globalis, salah satunya bernama Bilderberger Group yang memiliki cabang dengan Trilateral Commission dan juga CFR (Council on Foreign Relations).
“Apakah organisasi tanpa bentuk yang ada di Indonesia ini sekarang yang disebut Neo Liberal?”
“Neolib atau Neo Liberal itu sebenarnya mengacu pada satu madzab ekonomi kapitalistis yang menghamba pada kepentingan para imperialis-globalis yang berkumpul di Washington. Dalam skala global, mereka, kaum Libertarian itu, tidak hanya bergerak dalam sektor ekonomi, tapi juga bergerak di bidang pendidikan, agama, sosial-budaya, media massa, hiburan, dan lainnya.
Semuanya dijadikan sebagai bagian dari industri. Mereka ini dengan bangga menyebut dirinya sebagai para Libertarian, walau faktanya, mereka sama sekali bukan pembebas, melainkan penjajah. Mereka merupakan instrumen bagi kekuatan konspiratif dunia untuk mewujudkan apa yang disebut Tatanan Dunia Baru. The New World Order. - (Novel The Jacatra Secret, hal 77-78)
***

Tertulis di cover belakang

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie / Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) membangun Batavia sebagai loji terbesar Freemasonry, kelompok persaudaraan rahasia Luciferian di Nusantara. Sebab itu, banyak simbol Satan disusupkan ke dalam arsitektur kota Jakarta yang masih bisa disaksikan hingga hari ini.
Ikuti penelusuran Doktor John Grant dan Angelina Dimitreia dalam menyibak rahasia-rahasia Jakarta: dari Simbol Bunga Pagan dan Peraudaraan Ular di Museum Fatahillah, Simbol Baphomet di Menteng, The Sacred Sextum di Obelisk Monas, Ra Goddes Eye’s di Bundaran Hotel Indonesia, Simbol Mahaguru Freemason di Kebon Jahe Kober, gedung-gedung Luciferian dan 13 -The Satanic Mumber- di sekitar kita.
Semua deskripsi dan foto tentang arsitektur museum, tata ruang kota, prasasti makam, dan monumen dalam novel ini adalah OTENTIK!.
Obelisk sebagai simbol dominasi iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan “tanda tangannya”. Diketahui bahwa obelisk di Washington DC merupakan simbol penguasaan Iblis atas EKONOMI dunia. Gambar atas: Tugu Obelisk di Washington, tugu Pahlawan Surabaya, dan tugu Monas Jakarta. Apakah ini semua hanya kebetulan semata? atau ada konspirasi??

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar