Pergerakan Illuminati dan Free Masson Di Indonesia Part 2

Diposting oleh Rizal on Minggu, 29 Januari 2012

Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral CAHAYA (Lucifer). Dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota.
Tahukah Anda jika ratusan simbol Kabbalah bertebaran di Museum Taman Prasasti (kordinat 6.1722143S 106.8188667E) di Tanah Abang?
Tahukah Anda jika ada sebuah makam di Museum Prasasti Tanah Abang yang tidak bernama namun memiliki simbol Grand Master Freemasonry?
Tahukah Anda jika dibawah tanah Jakarta ada berbagai terowongan rahasia yang saling terhubung, yang sampai sekarang pintunya masih bisa disaksikan di berbagai tempat?
Tahukah Anda jika Masjid Istiqlal dibangun diatas sebuah benteng Belanda yang dikenal sebagai Benteng Tanah karena dibawahnya ada terowongan rahasia?
Dan masih banyak kejutan-kejutan fakta lainnya meliputi Jakarta. Diramu dengan kisah pembunuhan terhadap tokoh neolib negeri ini, novel “The Jacatra Secret” terasa begitu renyah dan akan mengubah paradigma Anda tentang Jakarta dan bangsa ini secara keseluruhan.
Simbol - simbol Freemasonry di Musium Prasasti, Tanah Abang.
Rahasia dahsyat apakah gerangan yang tersembunyi dari sebuah bangunan Museum Sejarah Jakarta?
Mulai dari susunan batu khusus yang terletak tepat di depan sebelah kanan pelataran utamanya, gerbang utama yang berupa batu lengkung dan keystone dengan simbol bunganya serta patung Dewa Hermes yang terletak dibagian belakang gedung. Misteri apa pula dibalik angka 13 yang menyelimuti keseluruhan bangunan tersebut?
Ada apa pula dengan Hollywood? Apakah benar industri film ini sebuah penyampai pesan yang digunakan kelompok Luciferian kepada seluruh umat manusia di dunia?
Berikut video mengenai simbol-simbol mereka para illuminati, freemasonry dan golongannya yang sudah jelas-jelas terlihat di dalam banyak film Hollywood 
Wilhelmina Park Oude Fort terdapat "Benteng Tanah" Frederik Hendrik, yang kini menjadi Mesjid Istiqlal Jakarta, dibangun oleh Gubernur Jenderal Van De Bosch tahun 1834. Selain berfungsi sebagai kebun sayur bagi para opsir Belanda di wilayah tersebut, juga merupakan tempat tamasya bagi para pembesar Kompeni. Taman ini terluas yang pernah ada di Batavia, bahkan taman modern terbesar di Asia kala itu. Para pembesar Belanda, para tuan-tanah dan orang-orang kaya tiap akhir minggu selalu menyempatkan diri datang kesini membawa keluarga bersantai dari rutinitas yang melelahkan. Benteng Frederik Hendrik yang terletak di tengah-tengah Wilhelmina Park dibangun 1834, juga oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch. Kabarnya benteng tua yang sudah lama di bongkar ini ada terowongan menuju Pasar Ikan. Bayangkan betapa panjangnya terowongan itu.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar